- Zimbio
VIVA.co.id - Eks manajer Mike Tyson, Rory Holloway, mengungkapkan sisi kelam kehidupan masa lalu kliennya. Semua dituliskan Rory dalam buku 'Taming the Beast: The Untold Story of Mike Tyson.'
Dilansir Daily Mail, Selasa 10 Februari 2015, dalam buku tersebut, Rory mengungkapkan bagaimana karier cemerlang Tyson rusak karena mantan juara dunia kelas berat itu kecanduan seks dan 'lemah' terhadap wanita.
"Dalam kondisi terbaik, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya di atas ring. Satu-satunya alasan dia pensiun bukan sebagai yang terbaik karena kelemahannya terhadap wanita," kata Holloway.
"Setiap keputusan yang dibuatnya selalu berkaitan dengan wanita dan seks," lanjut Holloway, yang juga teman Tyson saat remaja.
Karier emas Tyson dimulai ketika sukses menjadi juara dunia kelas berat termuda saat mengalahkan juara bertahan Trevor Berbick pada 1986. Saat itu, usia Tyson baru 20 tahun.
Namun, 5 tahun berselang, tepatnya tahun 1991, Tyson dihukum penjara 6 tahun karena melakukan pemerkosaan terhadap kontestan kecantikan, Desiree Washington, di sebuah kamar hotel di Indianapolis.
Kasus pemerkosaan yang membelit Tyson tidak terlalu mengejutkan Holloway. Dia bahkan mensinyalir masih banyak korban Tyson di luar sana, hanya saja mereka malu atau takut melapor ke aparat.
"Kasus pemerkosaan yang melibatkan Tyson, kasus yang tak terelakkan. Saya cukup terkejut tidak banyak gadis atau perempuan yang mengajukan aduan melawan dia (Tyson)," lanjut Holloway.
Holloway menambahkan, meski berada dalam penjara, kecanduan petinju kelahiran Brooklyn tersebut terhadap seks dan wanita ternyata tidak berhenti. Bahkan, Holloway mengaku sulit menemui kliennya itu.
"Sepanjang hidup, saya berjuang menjauhkan Mike dari perempuan. Tapi, ketika saya datang ke penjara, sipir berkata, saya tidak bisa mengunjungi Tyson karena ada banyak wanita yang sudah mengantre menemuinya."
"Dia mendapatkan lebih banyak wanita di penjara daripada di luar," tuturnya. (one)
Baca juga:
Reaksi Sedih Petinju China, Setelah Mengira Menang
Dia sempat kebingungan melihat lawannya ikut selebrasi.
