- suarapengusaha
VIVAnews - Pereli Indonesia, Subhan Aksa, kembali mengawali perjuangannya pada ajang World Racing Championship 2 (WRC2) 2014 di Portugal, 3-6 April 2014. Langkah ini terbilang berani mengingat pria yang akrab disapa Ubang tersebut pernah mengalami kecelakaan saat menjajal lintasan di Portugal.
Tahun lalu, Subhan bersama navigatornya, Nicola Arena (Italia), mengalami kecelakaan berat di SS6. Mobilnya melintir masuk jurang dan tersangkut di pohon. Subhan mengaku masih merasa penasaran dengan trek di Portugal.
Namun, itu bukan alasan utama dia bersedia memulai WRC musim ini di Portugal. "Kalau dibilang bikin penasaran, memang betul. Tapi, motivasi saya sepenuhnya untuk mematangkan skill, mengasah diri. Sangat banyak lokasi SS yang konturnya jarang ditemui di trek lain, dan itu sangat menarik dipelajari dan dilewati dengan kecepatan tinggi," ujar Subhan dalam rilis yang diterima VIVAnews.
Tingkat kesulitan dan tingkat bahaya yang terhampar di lintasan gravel Vodafone Rally de Portugal memang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pereli dunia. Subhan menambahkan, lintasan di arena ini memang membutuhkan teknik yang mumpuni.
"Banyak crest (tikungan buta atau ujungnya tak kelihatan) sehingga akurasi pacenote sangat vital. Saya banyak belajar pada tahun lalu dan sekarang ingin lebih banyak belajar lagi di sini, khususnya soal teknik mengemudi maupun set up mobil,” tutur Subhan.
Kembali ke Portugal, Subhan memutuskan untuk menggeber kembali Ford Fiesta RRC (Regional Rally Car). Musim lalu, mobil ini hanya dua kali ia gunakan di ajang reli dunia. Dia mengambil keputusan berani dengan meninggalkan mobil R5 yang lebih canggih karena merasa lebih nyaman dengan model RRC untuk menimba pengalaman.
Tanpa Robert Kubica (Polandia) dan Elfyn Evans (Inggris) yang musim ini naik ke kelas WRC, Subhan tetap punya lawan berat. Sebut saja Nicolas Fuchs (Peru), Robert Barrable (Irlandia), Jari Ketomaa (Finlandia), Valeriy Gorban (Ukraina), Yuriy Protasov (Ukraina) dan sejumlah pereli Eropa lainnya.
"Nama-nama itu sebagai jaminan kalau persaingan di WRC2 akan sangat ketat dan butuh strategi matang di setiap SS," ujar Subhan. (one)
Laporan: Muhammad Wirawan Kusuma