Perpres Belum Diterbitkan, Menpora Yakin ISG Akan Berjalan

Sejumlah pekerja sedang memasang baliho ISG 2013 di Palembang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ Feny Selly
VIVAnews -
GGI 2015: Ajang Pertarungan Pegolf Muda
Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, yakin event Islamic Solidarity Games 2013 di Palembang, Sumatera Selatan, akan tetap berjalan meski tanpa Peraturan Presiden (Perpres) mengenai pengadaan barang dan jasa. Menurut Roy, posisi dari Perpres tidak akan menghambat berlangsungnya ISG.

Perlu Terobosan Baru untuk Angkat Prestasi Indonesia

Hingga saat ini, penerbitan Perpres masih diupayakan oleh sejumlah pihak. Belum diturunkannya Perpres, membuat proses tender untuk pengadaan barang dan jasa sedikit terhambat.
Atlet Indonesia Torehkan Rekor di APG 2015


Namun, Roy menjelaskan bahwa seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa bisa dijalankan, asal didasari pada peraturan-peraturan yang ada. Dijelaskan oleh pria ahli telematika ini pula, dengan adanya tim asistensi dari pihak Menkokesra, semua masalah mengenai tender pengadaan barang bisa terakomodir.


"Kabar terakhir, saya mendengar himbauan untuk melaksanakan segala macam kegiatan dengan perangkat hukum yang ada. Semua bisa dijalankan asal tidak menabrak aturan-aturan yang berlaku. Terlebih saat ini sudah ada tim asistensi dari Menkokesra yang menjadi pengawas kegiatan," kata Roy kepada para wartawan di kantornya.


"Memang sesuai Perpres No.54, tidak dibenarkan untuk menunjuk secara langsung. Tapi, di bawah tim asistensi, apa-apa yang bisa dilaksanakan tanpa tender silahkan dijalankan. Tapi ingat, angkanya tidak boleh terlalu besar," sambung dia.


Saat ini, persiapan ISG telah memasuki tahap akhir. Sekitar 90 persen venue di Palembang dinilai telah siap untuk menggelar berbagai nomor yang dipertandingkan.


Roy menuturkan, masalah yang cukup krusial saat ini adalah akomodasi. Biaya untuk pembayaran event organizer dalam penyelenggaraan upacara pembukaan dan penutupan juga menjadi masalah lain.


"Saya sudah pernah mengatakan, persiapan venue sudah lebih dari 90 persen. Jadi masalah ada di sektor lain. Jangan sampai ada satu masalah akhirnya menghambat penyelenggaran secara menyeluruh," ucap pria asal Yogyakarta tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya