Angkat Besi Siap Gantikan Peran Bulutangkis

Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, beraksi di Olimpiade 2012
Sumber :
  • REUTERS/Stefano Rellandini

VIVAnews - Cabang olahraga angkat besi siap menjadi andalan Indonesia di Olimpiade XXXI Rio De Janeiro 2016, menggantikan peran bulutangkis. Ini ditegaskan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Adang Daradjatun.
 
“Syaratnya, Pemerintah harus memberikan dukungan penuh,” kata Adang saat menyambut kedatangan kontingen angkat besi Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu malam, 4 Agustus 2012.

Angkat besi menjadi satu-satunya penyumbang medali bagi Indonesia di Olimpiade 2012 dengan meraih satu perak dan perunggu. Sedangkan bulutangkis yang biasanya memberikan medali emas, justru gagal meraih satu pun medali.

Lifter Eko Yuli Irawan mempersembahkan medali perunggu dari kelas 62kg. Sedangkan Triyatno meraih perak di kelas 69kg. Eko mengeluhkan persiapan minim lifter Indonesia dibandingkan negara-negara lain. Menurutnya, ini tak lepas dari kurangnya dukungan Pemerintah.

“Negara lain persiapannya bertahun-tahun, tapi kita cuma 6 bulan," keluh Eko.
 
Pelatih tim angkat besi Indonesia, Lukman setuju jika kinerja pemangku kebijakan juga harus ditingkatkan. Selama ini, para pemegang kekuasaan di olahraga Indonesia gontok-gontokan. Buntutnya, atlet menjadi korban.

"Semua harus dibenahi. Buat grand design untuk Olimpiade, Asian Games serta SEA Games,” kata Lukman.
 
Mantan lifter andalan Meraih Putih itu tak hanya jengkel dengan pola pembinaan angkat besi di Indonesia. Ia tak habis pikir karena gaji selama 3 bulan (Mei-Juli) serta akomodasi sejak Januari belum dibayarkan. Gaji per bulan mencapai Rp5 juta, sedangkan uang akomodasi sebesar Rp185 ribu per hari.

"Kami tetap akan menagihnya karena itu memang hak kami. Selain itu, kami juga menginginkan agar pembinaan ditingkatkan,” lanjut Lukman.
 
Selama di London, keperluan tim angkat besi dibantu oleh Chef de Mission kontingen Indonesia, Erick Thohir. Triyatno yang menyumbangkan perak mengatakan, peran Erick cukup penting dalam keberhasilan tim angkat besi.
 
“Selama di London, Pak Erick banyak mensupport kami. Dia bahkan sudah ikut membantu kami selama training camp di China dan Korea Selatan,” ujar Triyatno.
 
Kontingen angkat besi Indonesia berlatih di Beijing, China selama sebulan sejak 25 Mei-25 Juni 2012. Setelah itu, training camp dilanjutkan pada 8-22 Juli di Seoul, Korea Selatan sebelum tampil di London. (adi)

Sang Rival Pecahkan Rekor Usain Bolt
Pelepasan kontingen Olimpiade 2016 di kantor KOI

Kontingen Olimpiade Indonesia Bertolak ke Brasil Sore Ini

Ada 28 atlet dari 7 cabang olahraga yang terbang ke Rio de Janeiro.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2016